Suatu hari saat kamu sendiri, saat kamu tak sehebat hari ini
saat semua yang biasanya kamu dapatkan dengan mudah, tak lagi bisa kau raih semudah itu
kamu akan terdiam, lalu bertanya dalam dirimu
siapa saja yang pernah mencintaimu?
dan.. kamu akan mengingat satu orang yang pernah memohon hatimu
orang yang ingin kamu beri kesempatan
orang yang dengan sangat pernah begitu lama memperjuangkan hatimu
dan kamu akan membisikkan satu nama
orang yang kamu sebut namanya adalah aku.
saat kamu dipatah hatikan oleh sesorang yang sama sekali tidak menginginkanmu
sementara kamu begitu menginginkannya
kamu luka dan merasa kecewa
seolah dunia ini tidak adil untukmu
katamu, kamu begitu tulus mencintainya
kamu berharap dia membalas perasaanmu
sebab, lama sudah waktu kamu jalani untuk membuatnya jatuh hati kepadamu
namun nyatanya, dia tidak ingin membalas apa yang kamu rasakan
dia memilih pergi dan membuat luka berkali-kali
lalu, kamu akan mengingat aku
kamu merasa akulah obat, atau mungkin sekedar pelarian gundahmu
hal yang kamu lupa dari dirimu
dengan perasaan akan memberi kesempatan untuk mencintaimu
kamu akan menghubungiku, bertanya hal-hal sepele yang tentu saja hanya basa-basi
aku pun akan meladenimu dengan sebaik mungkin, sebaik yang aku bisa
sebab, aku sama sekali tidak dendam padamu
kamu tetap orang yang kuhormati sebagai seseorang yang pernah begitu dalam kucintai
hingga kamu mulai bertingkah diluar yang pernah kamu lakukan dulu
kamu akan membahas lagi perasaanku padamu
sebelum semuanya semakin mengada-ada, kamu harus pahami
aku sudah sejauh itu melarikan diri, menenangkan hatiku
belajar berdamai dengan kenyataan
bahwa aku bukan orang yang kamu cintai
aku bukan orang yang bisa kamu terima saat kamu puja-puja setinggi-tingginya
lalu, kini saat kamu jatuh, tidak seharusnya kamu mencari aku untuk kembali membuatmu utuh
bukan maksudku ingin membalas
dahulu, aku pernah begitu dalam mencintaimu
aku tidak lelah sama sekali mencintaimu dan memilih berhenti
aku hanya lelah berjuang sendiri untuk mendapatkanmu
jika kini kamu datang lagi dan menawarkan hati, aku takut
aku tidak bisa lagi mencintaimu seperti dulu
aku takut hanya mampu mencintaimu dengan sisa-sisa kelelahanku.
No comments:
Post a Comment