“Huh… apa ini akhirnya?seorang laki dengan wajah yang terlihat lesu dan tidak bersemangat sedikit pun. Sudah hampir 4 tahun dia mengagumi sesosok perempuan yang ada di kampung nya dan tidak pernah sedikit pun dia berpikir untuk berhenti mengaguminya. Semua sudah mengetahui perasaan yang dimilikinya, tetapi sesosok perempuan itu bersikap seakan tidak pernah tahu menahu akan perihal tersebut. Entah karena dia memang tidak mengetahuinya atau berpura-pura untuk tidak tahu karena dia ingin menggantungkan perasaan seseorang.
Waktu hampir habis untuk melihatnya dan kian dirundung rasa cemas dan khawatir. Dia takut kecewa karena perempuan itu. Bukan karena dia seorang penakut atau pecundang yang bersembunyi dibalik punggung seseorang, tetapi dia takut kecewa yang dia alami akan membuatnya jatuh ke dasar jurang yang teramat dalam. Dia juga ingin bahagia walau tanpa sosok itu dan bukan karena sosok itu. Mungkin memang salah kian yang tidak pernah berani menunjukkannya secara langsung bagaimana perasaan sesungguhnya. Tetapi ini juga salah perempuan itu yang tidak memberikan sebuah kepastian untuk kian.
Semua ini memang salah mereka berdua yang sama-sama tidak berani untuk mengungkapkan isi hati. Tidak berani untuk mengambil sebuah keputusan. Jika kian tetap diam dan tidak melangkah sedikit pun untuk mendekat, suatu hari nanti dia tidak akan teramat kecewa dengan harapannya yang tidak menjadi nyata. Namun itu adalah tindakan yang tidak terlalu dibenarkan karena jika seseorang tidak berusaha untuk melakukan sesuatu maka kecil kemungkinan dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Kian adalah sosok yang menunggu kemungkinan kecil itu terjadi pada dirinya.
Setiap malam jumat ketika berada di yasinan rutin kian selalu memandang sosok itu dari kejauhan. Kedua pipinya bersemu merah walau hanya menatap punggung sosok itu berada di dekatnya. Mungkin itulah sumber kebahagiaan dari seorang kian. “Dia cantik” “Dia pintar” itulah yang selalu diucapkan kian setiap kali melihat tingkah pola sosok itu yang membuatnya bahagia. Tidak jarang teman-teman dekatnya selalu mengejeknya karena tidak berani untuk mendekati sosok yang dia kagumi itu.
Sudah banyak kali teman-teman dekatnya memperingatkannya untuk menyudahi perasaan sepihak itu, karena menunggu tanpa kepastian akan membuatnya sakit. Bukan kian namanya jika dia langsung menyetujui peringatan teman-temannya. Dia masih kekeuh dengan pendiriannya untuk tetap mengagumi tanpa dikagumi dan menunggu sesuatu yang tidak tahu kepastiaannya. Kita tidak pernah tahu sebenarnya apa yang diinginkan oleh kian dan apa yang menjadi harapannya bersama sosok itu.
“Menyebalkan” gunam kian ketika ada laki-laki yang berani mendekati sosok pujaannya. Tidak jarang teman dekat nya akan menjadi samsak paling empuk untuk menyalurkan rasa gemasnya. Dia memang memiiki rasa cemburu yang besar, namun dia tidak menunjukkannya secara langsung. Satu hal yang perlu kalian ketahui mengenai kian adalah dia sosok yang tangguh sekaligus lembut. Dan dia adalah sosok teman yang setia serta laki-laki yang sangat menyenangkan dan konyol.
“Aku akan baik-baik saja” satu jawaban yang selalu dia ucapkan ketika ditanya bagaimana jika suatu hari nanti sosok yang dia kagumi memiliki hubungan dengan orang lain. Kalimat memang mudah diucapkan, namun sorot mata tidak dapat didustakan. Dia memang akan baik-baik saja, tetapi hatinya pasti akan terluka walau hanya sekecil titik. Terlebih lagi seorang laki-laki yang memiliki perasaan lembut walau dia bersikap tegar dan baik-baik saja. Kian akan tersenyum walau itu menyakitkan dan dia akan menyimpan tangisnya dalam diam kesendirian.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Semoga kekecawaan tidak menghampiri kian dan dia mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini. Mengagumi tanpa dikagumi itu menyakitkan dan menanti tanpa dinanti adalah sebuah perbuatan yang sia-sia.
Jangan pernah menggantung sebuah perasaan karena suatu hari nanti kamu akan merasakan bagaimana perasaanmu digantungkan. Karma itu berlaku selama bumi masih berputar dan matahari masih bersinar. Apa yang kamu dapatkan hari ini dan esok adalah buah dari pebuatan yang telah kamu lakukan dimasa lalu.
By: Ian Triana
No comments:
Post a Comment